Friday, March 8, 2013

Volcano Erupts - Chapter 2


Sebuah mobil Mercedes Benz hitam C250 Luxury keluaran tahun terakhir memasuki parkiran lobi hotel Sheraton. Turunlah tiga orang laki-laki dengan pakaian jas rapi licin bersama dengan seorang wanita dengan gaun gemerlap berhiaskan pernak-pernik perhiasan di sekujur tubuhnya. Wanita itu dengan langkah angkuh dan pandangan tinggi berjalan melenggak-lenggok dengan percaya diri ke dalam lobi hotel, bertanya kepada seorang karyawan hotel dengan gaya bangsawannya yang dibuat-buat.

“Ibumu akan mempermalukan kita, ingin rasanya aku bersembunyi dan pura-pura tak mengenalnya” keluh Luther pada kedua anaknya. Piter hanya terkekeh, sementara si bungsu Herald menertawakan tingkah ibunya.

Volcano Erupts - Chapter 1


“Ingat.. Jangan pernah menyusahkan paman itu, kalau dia berkunjung kesini baik-baiklah padanya, agar dia menyukaimu. Mengerti kan sayang?”

“Iya, ma.. Aku mengerti.. Tapi siapa paman itu? Kenapa dia belakangan sering kesini?” tanya bocah kecil lugu itu pada ibunya.

“Dia hanya seorang paman yang baik hati.. Ayo masuk ke kamarmu, sudah waktunya tidur” dengan senyum misterius si ibu meninggalkan anaknya untuk menemui si paman yang sedang menunggunya di ruang tamu.

Volcano Resolves - Chapter 2


Duduk termenung dalam mobilku sembari menghisap sebatang rokok untuk menghangatkan badan, aku mengulang lagi kisah hidupku yang biasa-biasa saja. Dua puluh delapan tahun hidupku hanya kuhabiskan di negara ini, meski terkadang ayah akan mengajakku keluar negeri untuk mengikuti pekerjaan bisnis, totally bisnis karena aku tak pernah berlibur.

Sungguh tragis, dalam usiaku yang sepertiga abad ini aku masih dikekang oleh ayahku, Dia masih mengurusiku seperti anak kecil. Atau mungkin akulah yang tidak ingin terlepas dari kungkungan ayahku? Semua disediakan oleh ayah tanpa kuminta, dia memastikanku mendapat tempat di universitas terkenal di Inggris, memastikanku mendapat tempat di perusahaan kami hanya sehari setelah aku lulus dengan cum laude.

Thursday, March 7, 2013

Volcano Resolves - Chapter 1



Berhari-hari sudah aku merenung dibalik meja kerjaku yang dipenuhi tumpukan file dan surat yang harus aku periksa, tak ada satu pekerjaan pun yang bisa aku tangani hingga selesai dengan baik hari ini. Kepalaku dipenuhi oleh pikiran-pikiran mengenai mimpi-mimpi yang mendatangi tidurku setiap malam kini.

Sebelumnya tak pernah sesering ini mimpi itu menghampiriku, kini terasa lebih jelas. Aku bahkan hampir mampu mengingat wajah wanita itu, wajah wanita yang selalu hadir dalam setiap mimpi anehku. Belakangan lokasi mimpiku selalu ditempat yang sama, areal perkebunan bunga lavender yang terbentang luas sepanjang cakrawala. Kami hanya berdua, tiada makhluk hidup lain disekitar kami. Bahkan tak seekor burung pun terlihat beterbangan di langit, hanya langit cerah dengan awan tipis membayangi langit biru.

Wednesday, March 6, 2013

Volcano Resolves - Prologue


Kugenggam erat sepasang tangan itu, mencoba untuk mencegahnya pergi lagi dariku. Setiap perjumpaan kami yang singkat ini, dia akan selalu meninggalkanku di penghujung jalan. Tertatih-tatih ku mengejarnya namun tanpa daya saat kukijapkan mata dalam sekejap dia akan menghilang lagi.

Dia selalu menyisakan sakit dalam dada yang menusuk, tak terasa tangis membasahi pelupuk mataku. Tangis yang menggambarkan penderitaan yang kurasakan setiap bertemu dan berpisah dengannya. Aku tak tahu siapa dia, aku tak bisa meringkas wajahnya dalam ingatanku. Yang kutahu hanyalah bahwa dia.. adalah seseorang yang sangat berarti buatku, seseorang yang begitu berharga, seseorang yang semestinya ada dalam hatiku, tulang rusukku, yang dicabut dengan paksa entah kapan akan dikembalikan.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...